Welcome To My Pena

Welcome To My Pena,

Please come in, don't forget to Say
'Assalammu'alaykum warahmatullahi wabarakatuuh'

This is Pena Area,
it's talk about story, expression, and other 'curcol'
Disini saya belajar menulis
belajar berbagi
belajar ber-ekspresi
dan belajar mendulang hikmah
Semoga tulisan-tulisan dapat bermanfaat, dan menambah amalan positif. amiin.






Sabtu, 06 November 2010

Menanti Sebuah Jawaban


Tulisan ini saya buat sepanjang perjalanan UKI - Bekasi, di dalam sebuah patas yang melaju dengan kecepatan kencang, setelah lelah bergulat dengan kemacetan di sepanjang pintu masuk menuju gerbang tol jati bening, bus yang penuh sesak dengan penumpang, tukang jualan, dan para seniman jalanan.

Tulisan ini saya buat setelah saya memposting sebuah pesan singkat ke dalam inbox salah satu jejaring sosial yang saya miliki.

Status Saya masih seorang hamba dan manusia biasa, yang masih menyimpan menyimpan rasa kecewa. Rasa kecewa muncul, tatkala ekspektasi pengharapan yang didapat kurang dari nyata dari pengharapan itu sendiri. Benarlah apa yang sering dikatakan, bahwa :"Janganlah berharap kepada manusia, karena hanya akan mendapatkan kekecewaan, tetapi berharaplah kepada Allah, tempat Kau menyandarkan segala urusan kepada Sang Empu-Nya semua urusan". Sesungguhnya, landasan semua urusan hanya mengharap ridho Allah semata, nothing at all, dengan selalu berprinsip seperti itu, layaknya semua urusan menjadi indah. Yah, tapi itulah manusia, sudah tahu, tapi kadang lupa, sudah ingat, kadang masih suka berpaling. Begitu pun dengan saya.

Barangkali, ini merupakan hal sepele, mendapat jawaban atau respond atau konfirmasi atau laporan dari sms or inbox or apalah namanya yang kita kirimkan kepada orang lain. Saya rasa, kita pernah mengalaminya, baik dari segi pengirim atau pun penerima, kita kadang berada sudut pandang yang berbeda.

Saat sebuah ekspektasi terhampar, namun jawaban tak jua datang, terbersit rasa kecewa, sikap su'udzon, dan prasangka negatif lain muncul. Ternyata berpikir positif itu penting, namun [lagi-lagi], dalam situasi dan kondisi hati tercemar dan lupa dari mengingat Allah, acap kali naluri manusia kembali berulah. astagfirullahal'adzim.

'Ya', 'tidak', 'terima kasih', 'bisa telpon saya?', 'gak tau'. Jawaban diatas nampaknya sepele, menulisnya pun tak butuh banyak tenaga, apalagi waktu sampai bermenit-menit. Tapi, alangkah luar biasanya apresiasi penghargaan kita atas sesuatu yang kita terima. Dalam case ini tentunya adalah sms, inbox, email, surat, dan pengiriman komunikasi lainnya --dimana sang pengirim berharap/berekspektasi untuk mendapat reply, walaupun hanya 1 buah huruf--.

Sepertinya, beberapa buah atau bahkan puluhan inbox yang masuk setiap harinya merupakan hal yang biasa untuk kita. Tapi pernah kita menyadari, bahwa nun jauh di sana, ada seseorang yang menanti sebuah jawaban. Yang dengannya dia dapat membuat sebuah keputusan, atau hanya sebuah appresiasi semata.

Menyadari itu, sekarang, saya akan berusaha semaksimal mungkin, untuk menjawab pesan singkat atau inbox dari semua kawan. Lebih baik terlambat atau tidak sama sekali, karena tak ada salahnya untuk sekedar memberikan apresiasi saja. :)


So, please, se-max mungkin untuk me-reply
Saya, yang selalu berputar antara Jakarta - Bekasi

2 komentar:

  1. ehhe judulnya mengingatkan akan sebuah lagu dari my idol inspiration,..
    yah, kebetulan liriknya mengena kala itu.

    *ouw, iya kadang kesel emg kl udah sms tp ga di reply/cuma jawab OK, padahal kita ketik ngabisin 160karekter :D

    ini perihal sms kmrn ya? aku reply lho :P

    BalasHapus