sumber gambar : google
Pagi ini, saya terbangun dikejutkan oleh bunyi handphone yang letaknya tepat di samping posisi tempat tidur. Seingat saya, dering bunyi ini adalah setting-an untuk alarm pagi *penanda saya untuk beranjak dari peraduan*. Dengan mata agak buram dan keriyap-keriyep, saya intip jam digital di Handphone, terlihat masih pukul 04.00 pagi, dibawah tingkat kesadaran yang sangat minim, saya matikan handphone dengan memencet tombol reject, karena seharusnya alarm berbunyi pada 04.30 pagi. Rasa-rasanya mata ini masih ngantuk luar biasa dan berat tak terkira. Tanpa berpikir panjang, saya pun melanjutkan tidur yang masih kurang dari kuotanya. Tak lama, terdengar denting bunyi handphone saya yang lain, lagi-lagi saya berpikir, kenapa pagi ini alarm berbunyi lebih cepat dari biasanya. Tetap dalam posisi tidur, saya pun berpikir, *oalah*, ternyata itu bukan bunyi alarm, saya pun bersegera untuk bangun dan melihat isi handphone dengan kesadaran penuh. Innalillahi wainnailaihi rojiun, ternyata, Ayah *mak uwo gadang*, kakak dari almh. mama saya yang sedang berlibur di Padang meninggal, rasa-rasanya tak percaya, karena, kebiasaan beliau akhir-akhir ini, yang sering mengirimkan sms di waktu sebelum adzan subuh berkumandang, membuat saya cukup terkejut, tatkala saya lihat history message, tepat kemaren pagi, di jam ini pula, Ayah masih mengirimkan sms tausiyah, mengingatkan kami untuk selalu bangun dan sholat subuh tepat waktu. Pagi ini, esok, dan seterusnya, tidak ada lagi sms dari Ayah, yang mengingatkan ku untuk bersegera lekas bangun pagi. Umur memang tak terduga, semuanya hanyalah milik Allah. Semua kembali kepada Allah, segala kepunyaan-Nya, termasuk 'Ayah'. Pun nanti, entah kapan, saya pun akan menghadap kepada Sang Pemilik jiwa dan diri ini.
"Sesungguhnya, setiap jiwa yang bernyawa pasti akan merasakan mati"
Semoga di akhir hayat nanti, terpanggil dalam kondisi terbaik, membawa amal yang cukup. khusnul khatimah.
Wallahu'alam bisshowab